Pertimbangkan Dahulu Sebelum Join Bisnis Asuransi / MLM

Ternyata… seminar tersebut adalah acara perekrutan untuk agen asuransi dari salah satu brand asuransi yang besar di Indonesia. Saya yang sudah terpengaruh (macam terhipnotis oleh kata-kata sang pembicara & teman saya) langsung menandatangani surat pendaftaran sebagai agen. Semua ini demi anak-anak dan istri saya, yang setelah mendengarkan seminar tersebut, saya jadi ragu apakah penghasilan sebagai karyawan dapat menunjang pendidikan & kebutuhan keluarga sehari-hari yang semakin tahun semakin meningkat, sedangkan kenaikan gaji bagaikan ‘siput’.

Saya berpikir, boleh juga menjadi agen asuransi agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang lumayan untuk ditabung2 bagi keluarga kecil saya.

Saya pun mulai menjalani profesi sebagai agen. Saya mulai lakukan approach ke teman2, prospek & alhamdulillah beberapa teman ada yg closing. Saya jalani ini setelah jam pulang kantor, meskipun capek, saya selalu diyakinkan bahwa saya akan mendapatkan hasil yang setimpal & sebanding dengan usaha keras yang saya jalani.

Masalah mulai datang beberapa bulan kemudian. Beberapa bulan setelah saya jalani bisnis asuransi ini, Leader (teman saya sendiri) mendorong saya untuk full-time menjadi agen asuransi. Full time dengan menjalani bisnis ini secara penuh & melepaskan pekerjaan saya pada saat itu. Leader saya sangat meyakinkan dengan kalkulasi dia di atas kertas yang begitu mantap (pure dari bisnis asuransi saja tanpa bekerja sebagai karyawan).

Saya sekali lagi tergoda. Hasil di atas kertas itu sangat fantastis! Dalam setahun saya full time, income yang saya dapat bisa 8 jutaan & di tahun berikutnya bisa capai puluhan juta.
Setelah berdebat dengan istri, akhirnya saya resign dari kantor, dengan gaji yang kira2 sudah 8 jutaan, saya lepas. Ya saya memang sangat bodoh pada waktu itu.

Setelah resign, otomatis saya tidak menerima gaji lagi. Alhamdulillah, Istri saya yang luar biasa (I love her so much), masih kerja untuk bantu keuangan keluarga.

Income dari bisnis asuransi masih jauh dibawah gaji saya sebelumnya, mulailah saya memakai uang tabungan keluarga satu2nya untuk menambal kekurangan itu. Di sinilah saya baru sadar, bahwa BIAYA OPERASIONAL BISNIS INI BESAR SEKALI.

Di bisnis asuransi ini, saya harus prospek (semakin sering prospek angka closing semakin tinggi), seringnya di mal2/resto2 untuk ketemuan sama temen2 dekat dan temen2 lama. Biaya untuk makan & transportasi inilah biaya operasional bisnis ini (beberapa kali juga saya harus traktir teman karena saya yang ngajak).

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.