Based on True Story
Beberapa taun ke belakang, saya adalah karyawan biasa, yang menjalani kehidupan seperti karyawan lainnya. Berangkat pagi-pagi dari rumah di pinggiran kota Jakarta, untuk sampai di kantor tepat waktu, supaya ga kena potong gaji. Anak udah 2, alhamdulillah udah punya rumah sendiri, meskipun bayar cicilan KPR per bulannya ngo-ngos an
Suatu hari ada ajakan dari teman untuk menghadiri seminar di salah satu gedung perkantoran di hari Sabtu & gratis. Karena saya merasa tidak enak dengan dia yang sudah mengajak berkali-kali, jadilah saya datang ke seminar tersebut di hari sabtu pagi.
Saya diingatkan untuk datang memakai baju formal, meskipun saya curiga, tetap saya ikuti untuk memakai baju formal. Di sana, ternyata hampir semua laki-laki memakai jas, dan sebagian wanitanya memakai blazer. Teman saya pun sudah menunggu di sana, dan saya pun duduk di ruangan luas dengan kursi yang terisi penuh.
Tidak lama kemudian… Sang pembicara naik panggung & mulai bicara. Membuka tabir negatif tentang menjadi karyawan/pengusaha seumur hidup. Karyawan yang kenaikan gajinya tidak sesuai dengan kenaikan inflasi (inflasi dasar, dan yang terparah adalah inflasi pendidikan yang tertinggi), karir yang tidak jelas, dan juga ketakutan terbesar semua karyawan: PHK, yang ramai menjadi hot-issues di tahun-tahun terakhir.
Menjadi pengusaha pun tidak lepas dari resiko, seperti: butuh modal, bisa rugi, dan juga keadaan ekonomi Indonesia yang tidak stabil menjadi resiko yang tidak kalah hebatnya bagi pengusaha.
Saya pun semacam dibukakan pikiran, di-brainwash lebih tepatnya… mengangguk-ngangguk setuju dari awal seminar sampai akhir & pada akhirnya pembicara tersebut memberikan solusi bagi kami semua untuk dapat bekerja di lingkungan yang lebih fun, waktu fleksibel, karir jelas, income tinggi & dapat dihitung, serta bonus lain berupa kebahagiaan dapat membantu orang lain. Pembicara itupun memberikan kalkulasi karir, yang terlihat fantastis, disebut TANPA MODAL, dan kenaikan income yang bisa naik setiap bulan!
Pekerjaan apakah itu? Ya, menjadi Agen Asuransi.
Pembicara itupun menyebutkan income dia perbulan yang sudah mencapai ratusan juta rupiah hanya dalam waktu 5 tahun menjadi agen. Teman saya pun mengiyakan ketika saya tanyakan soal income pembicara tersebut, dan mengatakan bahwa income teman saya pun sekarang sudah mencapai puluhan juta (ditunjukkan bukti transfer dari bisnis tersebut). WOW! Saya baru sadar, teman saya inipun juga agen asuransi tersebut.
Sebagai manusia biasa, iya saya tergoda. Penghasilan saya sendiri sebagai karyawan, masih cukup jauh dibanding dengan penghasilan teman saya ini, apalagi sang pembicara.
Be the first to comment