Belum genap sebulan, Pemerintahan Joko Widodo, membuat malu mafia migas dan Presiden pendahulunya. Hal ini terkait dengan kontrak kerja sama migas dengan Angola. Sebelumnya migas menjadi “momok” dan sumber kebangkrutan negara lantaran korupsi besar-besaran yang dilakukan pejabat negara, pertamina dan pengusaha baik swasta asing maupun dalam negeri.
Bagi Rakyat Indonesia, Migas merupakan salah satu sumber hidup dan sumber dana roda perekonomian negara. Sayangnya sejak jaman Soeharto, migas dijadikan barang permainan dan sumber korupsi nomor satu di negeri ini.
Dan sejak jaman Soeharto pula eksploitasi bahan mineral termasuk migas dikuasakan pada swasta asing dan dalam negeri sehingga guna pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah menggunakan pinjaman luar negeri. Akhirnya guna membiayai APBN, negeri ini berkubang dengan pinjaman asing hingga detik ini.
Plt. Direktur Utama Pertamina, Muhamad Husen, dengan Chairman of Board of Director Sonangol EP, Francisco de Lemos Jose Maria, terkait pengembangan bisnis hulu, hilir, dan perdagangan migas di kantor Wakil Presiden RI, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, (31/10/2014). Penandatangan itu disaksikan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dan Wakil Presiden Republik Angola, Manuel Domingos Vicente.
PT Pertamina (Persero) menjalin kesepakatan kerja sama dengan Sonangol EP, perusahaan migas nasional Angola, terkait pengembangan bisnis hulu, hilir, dan perdagangan migas.
Kesepakatan tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan Framework Agreement yang dilakukan oleh Plt. Direktur Utama Pertamina, Muhamad Husen, dengan Chairman of Board of Director Sonangol EP, Francisco de Lemos Jose Maria, yang disaksikan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dan Wakil Presiden Republik Angola, Manuel Domingos Vicente, di kantor Wakil Presiden RI, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, (31/10/2014).
Husein dalam rilisnya menyebutkan Framework Agreement akan menjadi kerangka kerjasama Pertamina-Sonangol dalam pengembangan bisnis hulu, proyek kilang petroleum dan petrokimia serta kerjasama impor dan ekspor produk kilang, minyak mentah dan gas bumi.
Be the first to comment