10 Hari Pemerintahan Jokowi Atasi Mafia Migas, “Save” Rp 15 Triliun

Nama yang baru yang kini muncul yakni Raden Priyono. Raden Priyono, menurut Kordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, Firdaus Ilyas, ditengarai mengetahui sepak terjang PT Kernel Oil Pte Ltd sejak SKK Migas masih bernama BP Migas.

Selain itu, Raden Priyono juga diduga terlibat dalam pengadaan kapal tanker Joko Tole. Pada kasus ini, ada aroma tak sedap terkait dugaan mark up penyewaan kapal Floating Production Unit (FPU) BW Joko Tole yang dilakukan Kangean Energy Indonesia Ltd, anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), unit usaha Grup Bakrie

Harga sewa mengalami peningkatan beberapa kali. Semula, masa umur sewa 5 tahun dinaikkan menjadi 14 tahun, harga kapal disewa senilai 400 juta dollar AS, lalu meningkat menjadi 870 juta dollar AS, dan terakhir menjadi 1,2 miliar dollar AS. Ini berarti ada mark up hingga 700 juta dollar AS setara dengan Rp 7 triliun.

Migas memang sangat menggiurkan bagi kalangan “bajingan minyak”. Karenanya dengan berbagai alasan pemerintah sebelum era Presiden Joko Widodo selalu mencari dalih menggagalkan pengolahan minyak pengeboran (ekplorasi) pertambangan.

Tujuannya agar mereka tetap bisa mempermainkan harga, kebutuhan, subsidi serta penguasaan industri minyak sejak Hilir hingga Hulu. Para Bajingan minyak ini, diprediksi menikmati hasil permalingan minyaknya di negeri ini mencapai tidak kurang Rp 100 Miliar dalam sehari.

10 hari Pemerintahan Jokowi atasi mafia migas telah mampu menyelamatkan kekayaan negara dengan nilai sekitar Rp 15 Triliun. Lanjutkan pak Jokowi-JK!

sumber: siagaindonesia.com

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.