Tanggul Lumpur Lapindo Jebol di Kedungbendo

Sejumlah warga melihat melihat badan tanggul lumpur yang jebol di Titik 68, desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, 10 September 2014. Debit volume lumpur meninggi yang mengakibatkan tanggul jebol tidak mampu menahan aliran lumpur Lapindo. TEMPO/Fully Syafi

Tanggul yang mengitari semburan lumpur panas Lapindo di titik 73 B Desa Gempol Sari, Kedungbendo, Sidoarjo, Jawa Timur, jebol pada Ahad, 30 November 2014. Lumpur berwarna cokelat pekat itu mengalir ke arah timur sehingga masuk ke Kali Ketapang dan permukiman warga.

Menurut juru bicara Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), Dwinanto, jebolnya tanggul terjadi sekitar pukul 08.15 WIB. Tanggul lumpur lapindo jebol tepat di titik 73 B yang ditinggikan hingga 1 meter pada dua pekan sebelumnya.

Tanggul itu jebol hingga sekitar 4 meter. Bagian tengah tanggul berlubang dan mengalirkan air lumpur berwarna cokelat pekat. “Tanda-tanda tanggul jebol itu sudah tampak sejak beberapa hari lalu,” kata Dwinanto kepada Tempo.

Sebelum jebol, ujar Dwinanto, dinding tanggul Lapindo sempat meluber sampai 100 meter. Setelah luber, tanggul yang masih relatif baru itu terdesak debit air dan lumpur, hingga akhirnya jebol. “Sejak pagi, aliran lumpur dan air sangat deras,” tuturnya.

Dwinanto menuturkan hujan deras yang terjadi pada Sabtu malam menjadi salah satu penyebab jebolnya tanggul Lapindo. Selain itu, tanggul jebol karena debit lumpur semakin tinggi. Berdasarkan pantauan Tempo, luberan lumpur di titik 73 B terus mengalir deras. Air lumpur di kolam penampungan pun sangat banyak sehingga meluber. Belum ada penanganan khusus dari BPLS untuk menanggulangi jebolnya tanggul.

sumber: tempo.co

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.