Salah satu pabrik tekstil di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah memproduksi seragam militer untuk 30 negara. Meski telah memiliki pasar di 30 negara, perusahaan tersebut masih memiliki obsesi untuk memperluas pasarnya di negara-negara Eropa.
Siapa bilang industri tekstil Indonesia tidak mampu mewarnai pasar tekstil dunia. Tengok saja ke Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah yang berjarak kurang lebih 13 kilometer (km) dari kota Solo ke arah selatan, sebuah pabrik tekstil berdiri megah dengan nama PT Sri Rejeki Isman atau Sritex.
PT Sritex tak hanya memproduksi tekstil untuk keperluan umum tetapi juga untuk keperluan militer. Bahkan tak hanya seragam TNI saja, namun juga untuk seragam militer dari 29 negara lainnya.
“Negara-negara seperti Jerman, Australia, Inggris, Belanda, Arab Saudi, Timor Leste, dan 24 negara asing lainnya, telah mengisi daftar pemesan seragam untuk pasukan militer mereka,” kata Direktur PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, seperti dikutip Kamis (22/1/2015).
Tak tanggung-tanggung, tambah dia, total volume ekspor seragam militer dari Sritex sepanjang tahun lalu mencapai lebih dari delapan juta potong atau separuh dari total produksi.
Menurut salah satu pengguna produk Sritex, Lieutenant Commander Adao Brito, produk Sritex nyaman dipakai. Menurut Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Timor Leste tersebut, produk Sritex juga awet.
Adapun di 2014, pemasukan pajak negara dari PT Sritex mencapai Rp250 miliar, di mana separuh dari pajak tersebut berasal dari penghasilan penjualan produk militer.
Rencananya, PT Sritex akan memperluas pasar dengan merambah beberapa negara lagi serta meningkatkan volume ekspor untuk negara-negara yang sudah menjadi pelanggannya. Dia mengakui, ada kendala di negara-negara tertentu yang mensyaratkan penggunaan seragam militer yakni produksi negeri sendiri.
sumber: metrotvnews.com
Be the first to comment