DPR Tidak Mau Disamakan dengan Pegawai Bank, Absen Pakai Finger Print

Kami bukan pegawai bank. Kita bukan pegawai seperti lembaga lain. Ini lembaga politik, lembaga pengambil kebijakan. Yang penting adalah kuorum.
Roem Kono

Finger print atau mesin absen menggunakan sidik jari terlihat belum maksimal penggunaannya. Sejak dilantik pada tanggal 1 Oktober 2014 dan setelah menjalankan beberapa kali rapat paripurna, anggota DPR RI periode 2014-2019 hanya melakukan absen secara manual.

Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) Roem Kono mengatakan, pihaknya memang belum menggunakan teknologi finger print dalam melengkapi data absensi anggota DPR. Dia mengakui jika sampai saat ini, masih menggunakan absen manual dengan membubuhkan tanda tangan.

“Kita belum gunakan finger print, masih absen manual. Belum diaktifkan, itu persoalan kecil dan masalah teknis,” kata Roem kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (20/1).

Dia menegaskan, belum digunakannya finger print karena masalah teknis semata. Walaupun diketahui, pengadaan alat finger print tersebut menghabiskan anggaran ratusan juta hingga milyaran rupiah.

Lebih lanjut, kata dia, anggota DPR tidak bisa disamakan dengan pegawai bank yang harus menggunakan finger print untuk absensi.

“Kami bukan pegawai bank. Kita bukan pegawai seperti lembaga lain. Ini lembaga politik, lembaga pengambil kebijakan. Yang penting adalah kuorum,” katanya membela diri.

Seperti diketahui, setiap sidang paripurna, anggota DPR belum pernah full kehadirannya dengan jumlah sebanyak 560 anggota. Bahkan, tak jarang pula sidang paripurna ditunda gara-gara anggota DPR belum mencapai kuorum untuk menggelar sidang.

sumber: merdeka.com

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.