Rencana Tol Malang Pandaan Dimulai Tahun 2016

Rencana pembangunan Tol Malang-Pandaan (Mapan) tahun menjadi angin segar bagi kalangan pengembang perumahan. Mereka yang sudah besar-besaran membuka lahan di Kota Malang bagian timur siap menyambut berubahnya wajah Malang Timur dalam satu hingga dua tahun terakhir ini.

Seperti pengembang perumahan Citra Garden City Malang di kawasan Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Perumahan Grup Ciputra ini sudah meraup berkah jelang dibangunnya tol Mapan tahun depan. Terbukti, meski baru tiga bulan memasarkan unit rumah mereka, saat ini sudah terdapat 160 unit rumah yang sold out (terjual). ”Ini dampak dari rencana pengembangan wilayah Kota Malang bagian timur yang jelas luar biasa,” kata Marketing Manager Citra Garden City Malang Paulina Puspitasari kepada Jawa Pos Radar Malang tadi malam.

Menurut dia, terjualnya 160 unit rumah ini merupakan capaian yang luar biasa. Sebab, ini masih tahap pertama dan total menyediakan 190 unit rumah. ”Kalau kami hitung, sudah sekitar 90 persen unit rumah kami yang disediakan sudah laku terjual,” tambahnya.

Dari pengamatan Paulina, ada beberapa pembeli unit rumah di Citra Garden City yang memang sudah mengetahui potensi daerah tersebut. ”Ada beberapa yang saya sempat bertemu kalau mereka membeli rumah di sini untuk investasi, jadi mereka membaca peluang itu.” jelasnya.

Untuk masalah harga, karena wilayah timur sudah prospek, bisa dibilang harga rumah di daerah tersebut sudah tinggi. Citra Garden City misalnya, satu unit rumah paling murah dengan harga Rp 648 juta. Harga tersebut untuk rumah dengan luas 96 meter persegi. ”Untuk saat ini yang paling mahal sudah kami lepas dengan harga satu koma empat miliar,” jelas lulusan hubungan internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. Selain itu, menurut Paulina masyarakat juga sudah paham kalau Grup Ciputra yang membuka perumahan sudah berdasarkan perhitungan matang. ”Dalam artian klien sudah percaya kalau Ciputra yang buka perumahan, pasti prospeknya bagus,” jelasnya.

Citra Garden City memberikan sumbangsih meramaikan kawasan Malang timur. ”Kami lebih pada development ya, jadi kita mendukungnya dengan membangun terus perumahan di daerah sini,” katanya. ”Kami target seratus hektare lahan untuk perumahan, saat ini yang sudah kami miliki sudah lima puluh hektare,” ujarnya.

Selain Citra Garden City (grup Ciputra), Perumahan Permata Jingga 2 juga ikut meramaikan bisnis properti di jalur Tol Mapan. Marketing Communication Manager PT Buanakarya Adi Mandiri -pengembang Perumahan Permatajingga, Danis Ardiansyah mengatakan Permata Jingga 2 akan dibangun di kawasan Mangliawan, Pakis, Kabupaten Malang. Sebelumnya, di kawasan tersebut sudah dibangun sekolah Permatajingga. Tahap awal di perumahan Permata Jingga 2 nantinya akan dibangun 600 unit rumah. ”Kawasan ini sangat strategis. Dekat dengan bandara, juga akan dilintasi pembangunan tol Malang-Pandaan (Mapan). Penjualan tetap stabil karena pasarnya sangat menjanjikan,” ujar Danis, belum lama.

Adanya Tol Mapan memberikan peluang penyebaran sentra properti yang berpusat di Kota Malang. Saat ini, kondisi pusat kota sudah padat dan lahannya makin menipis. Menurut Humas DPC Real Estate Indonesia Komisariat Malang Bambang Sunurul, sudah saatnya kepadatan di kota dipecah dan disebar di kawasan Malang Timur. Daya tarik pengembangan kawasan Malang Timur makin tinggi karena bakal dilintasi oleh tol Malang-Pandaan (Mapan). Akses jalan akan makin mudah, khususnya bagi para pebisnis yang selama ini beraktivitas di Pasuruan dan Surabaya. ”Para pebisnis dari Pasuruan dan Pandaan pun juga ingin memiliki properti yang tak jauh dari lokasi bisnisnya,” papar dia.

Bambang yang juga General Manager PT Alam Mahameru -pengembang Vila Bukit Tidar- menyebutkan, pengembangan properti Malang Timur diapresiasi positif oleh pengembang yang tergabung di REI. Pengembangan properti di Malang Timur menyasar wilayah Pakis, Tumpang, dan sekitarnya. Yang paling menarik tentu saja adalah kawasan Pakis. Sebab, di sana tersedia fasilitas Bandara Abdulrachman Saleh hingga rencana entry-exit Tol Mapan.

Ada sejumlah pengembang besar yang bermain di wilayah Pakis. Mereka antara lain Kota Araya dengan The Araya dan juga pengembang perumahan Permata Jingga. Di Kota Malang, ada Citra Garden City (Group Ciputra) di kawasan Kedungkandang, Kota Malang.

Dari data yang dihimpun Badan Pusat Statistik Kota Malang, di Kota Malang kawasan Malang Timur, Kedungkandang, paling banyak memiliki lahan kosong. Yakni, lahan kosong masih sekitar 1.865 hektare. Disusul kawasan Sukun dengan 985 hektare, dan Klojen masih tersisa 8 hektare.

Lebih lanjut Bambang Sunurul menjelaskan, sesuai dengan hukum ekonomi maka semakin menipis ketersediaan lahan semakin mahal pula harga tanahnya. Di Kota Malang, dalam setahun harga tanah bisa terkerek 40 persen lebih dibanding tahun sebelumnya. Misalnya, jika sekitar dua tahun lalu masih ada harga tanah di angka Rp 1 juta, maka tahun ini bisa lebih dari 40 persen bahkan sekitar Rp 2 juta per meter. ”Di Kota Malang, harga tanah bergerak tak terkendali. Bahkan, kalangan pengembang luar kota menyebut harga tanah di Malang lebih tinggi dibanding tanah di Surabaya,” ujar Bambang.

Hal tersebut, kata Bambang, disebabkan sejumlah faktor. Seperti wilayah Malang yang dinilai memiliki kelengkapan fasilitas seperti ketersediaan kampus, hingga kebutuhan investasi. Apalagi saat tol Malang-Pandaan dibuka, maka akses akan makin mudah. Saat ini, ada tiga wilayah yang paling diincar karena masih memiliki ketersediaan lahan. Yaitu Sukun, Blimbing, dan Kedungkandang. Blimbing terdongkrak karena akses ke Surabaya, sementara Kedungkandang, hadirnya tol Mapan menjadi stimulus tersendiri.

Seperti diberitakan sebelumnya, tahun depan rencananya Tol Malang-Pandaan sudah akan dimulai pembangunannya. Untuk itu, Pemkot Malang sudah mulai bersiap diri. Salah satunya yang dilakukan pemkot adalah membuat jalan kembar di Jalan Ki Ageng Gribig, Madyopuro, Kota Malang. Jalan ini adalah jalan utama yang menghubungan dengan exit tol di kawasan Madyopuro. Pemkot membutuhkan anggaran Rp 19 miliar untuk membangun jalan kembar ini. Panjang jalan kembar ini adalah 1.194 meter dengan lebar delapan meter untuk satu lajur. Tidak hanya itu, akan ada juga pelebaran jalan di Jalan Ki Ageng Gribig yang tidak terkena pelebaran. Selain itu ada juga pelebaran Jalan Meyjen Sungkono dengan pelebaran jalan sekitar dua meter.

Sementara itu, para pedagang yang saat ini menempati bangunan semi permanen di daerah Jalan Ki Ageng Gribig tidak keberatan jika mereka harus digusur. Lantaran, lahan yang akan dijadikan jalan kembar ini merupakan aset pemkot. Dari empat pedagang yang diwawancarai koran ini secara acak, semuanya tidak keberatan.”Mau bagaimana lagi, dulu juga ada perjanjian kalau lahan ini digunakan harus bersedia tanpa ada uang konpensasi,” kata Poniti, 51, salah seorang pedagang.

Sedangkan Lurah Madyopuro Bambang Heryanto sudah melakukan pendataan di kawasan yang akan dijadikan jalan kembar tersebut.”Hasilnya, terdapat 157 pedagang yang menempati bangunan semi permanen,” katanya.

Dari pendataan ini, dalam bulan-bulan ini kelurahan dengan satpol PP akan melakukan sosialisasi kepada pedagang. ”Dari pendataan kami, tidak ada yang keberatan, semuanya mau pindah,” ujarnya.

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.