Tips Desain Rumah yang Ramah Bagi Lansia di Jakarta

Jika Anda memiliki lansia yang perlu dirawat entah itu orang tua atau mertua, maka ada beberapa bagian rumah yang perlu disesuaikan tergantung kebutuhan. Berikut berbagai hal yang perlu Anda perhatikan jika sedang mencari rumah dijual di DKI Jakarta untuk bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan perawatan anggota keluarga yang lansia.

Tata Letak
Desain rumah yang ramah lansia harus dimulai dari tata letak yang sederhana, intuitif, dan minim hambatan. Lansia cenderung mengalami penurunan kemampuan kognitif, penglihatan, dan mobilitas, sehingga alur ruang yang jelas tanpa banyak tikungan atau belokan tajam akan sangat membantu. Area penting seperti kamar tidur, kamar mandi, dan dapur sebaiknya berada di lantai dasar untuk meminimalkan penggunaan tangga. 

Hindari penggunaan ruang terbuka yang terlalu luas tanpa batas visual, karena dapat menyebabkan kebingungan dalam navigasi. Menggunakan konsep denah terbuka yang efisien—misalnya ruang tamu terhubung langsung ke ruang makan dan dapur—bisa meningkatkan aksesibilitas tanpa membingungkan.

Lantai yang Aman
Lantai harus menggunakan bahan yang tidak licin dan tidak keras. Granit mengkilap, keramik halus, atau lantai marmer bisa sangat berbahaya bagi lansia. Sebaliknya, material seperti vinyl anti slip, karpet pendek, atau parket kayu bertekstur ringan akan lebih aman. 

Penting juga memastikan transisi antara ruang yang berbeda tidak memiliki perbedaan ketinggian yang mencolok atau ambang pintu tinggi yang bisa menyebabkan tersandung. Permukaan lantai sebaiknya berwarna kontras dengan dinding untuk memudahkan penglihatan lansia yang mungkin mengalami penurunan tajam warna atau sensitivitas cahaya.

Penerangan Optimal
Pencahayaan adalah aspek krusial dalam desain rumah lansia. Sebaiknya mengandalkan cahaya alami sebanyak mungkin dengan memperbanyak bukaan seperti jendela besar dan skylight. Lansia umumnya membutuhkan pencahayaan 2 hingga 3 kali lebih terang dibanding orang muda untuk melihat dengan baik. 

Gunakan lampu LED putih hangat yang menyebar merata, terutama di koridor, tangga, kamar mandi, dan dapur. Hindari pencahayaan yang menimbulkan bayangan keras atau efek silau. Sensor gerak yang mengaktifkan lampu otomatis juga sangat membantu, terutama saat malam hari ketika mereka harus ke kamar mandi.

Kamar Tidur dengan Akses yang Baik
Kamar tidur lansia sebaiknya dirancang dengan akses langsung ke kamar mandi dan cukup luas untuk pergerakan alat bantu seperti kursi roda atau walker. Tempat tidur idealnya memiliki tinggi antara 45–55 cm dari lantai agar memudahkan naik turun. 

Letak saklar lampu harus mudah dijangkau dari tempat tidur, dan lampu tidur tambahan bisa membantu mencegah kecelakaan malam hari. Selain itu, desain kamar perlu memperhatikan ventilasi alami dan sirkulasi udara yang baik, karena lansia lebih sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembaban.

Kamar Mandi yang Aman dan Ergonomis
Kamar mandi adalah salah satu area paling berisiko bagi lansia karena kemungkinan tergelincir sangat tinggi. Gunakan lantai anti slip dan pasang pegangan tangan (grab bar) di area penting seperti dekat toilet, wastafel, dan dalam shower. Hindari penggunaan bathtub tinggi dan gantilah dengan shower area datar tanpa pembatas (walk-in shower). 

Kursi mandi atau bangku lipat dapat dipasang untuk membantu mereka mandi sambil duduk. Ketinggian toilet sebaiknya sedikit lebih tinggi dari toilet standar untuk mengurangi beban saat duduk dan berdiri. Juga, pastikan ventilasi dan pencahayaan kamar mandi cukup untuk menghindari kelembapan yang berlebih.

Tangga yang Aman, Jika Ada
Jika rumah dijual di DKI Jakarta incaran Anda memiliki tangga, maka Anda perlu memastikan keamanannya. Langkah-langkah harus konsisten dalam tinggi dan kedalaman, serta dilengkapi pegangan tangan di kedua sisi. Penerangan tangga harus terang dan rata tanpa bayangan. 

Gunakan strip reflektif atau warna kontras pada tepi setiap anak tangga. Namun, solusi terbaik tetap menghindari penggunaan tangga jika memungkinkan. Jika perlu, pasang kursi tangga otomatis atau bahkan elevator rumah untuk lansia yang benar-benar membutuhkannya.

Desain Dapur yang Praktis
Dapur harus dirancang agar fungsional dan aman bagi pengguna lansia. Ketinggian kabinet dan rak sebaiknya disesuaikan agar mudah dijangkau tanpa perlu memanjat. Gunakan laci yang bisa ditarik penuh daripada lemari bawah yang dalam, agar lansia tidak perlu membungkuk terlalu lama. Kompor sebaiknya berfitur keamanan otomatis yang memutus arus jika tidak digunakan. Pilih pegangan lemari yang mudah digenggam dan permukaan meja kerja dengan sudut tumpul untuk mengurangi risiko cedera.

Akses yang Mendukung Mobilitas
Semua area rumah sebaiknya dirancang dengan lebar pintu dan koridor minimal 90 cm agar bisa dilalui kursi roda atau alat bantu jalan. Hindari meletakkan furnitur di tengah jalan atau dekorasi lantai seperti karpet lepas yang mudah tergeser. 

Gunakan pintu geser atau pintu dengan pegangan tuas daripada kenop bulat yang sulit diputar oleh tangan lansia. Ram atau jalur landai perlu disediakan untuk area masuk utama rumah jika ada anak tangga. Ram harus memiliki kemiringan yang landai, idealnya 1:12, agar tidak terlalu curam.

Warna dan Kontras untuk Mempermudah Navigasi
Lansia sering mengalami gangguan penglihatan seperti katarak atau degenerasi makula. Oleh karena itu, warna-warna kontras sangat penting dalam desain interior. Gunakan warna dinding yang terang dan warna furnitur yang lebih gelap untuk membantu orientasi visual. Pegangan tangan, tepian tangga, dan saklar lampu sebaiknya diberi warna kontras agar mudah dikenali. Hindari pola berlebihan di lantai atau dinding karena bisa menimbulkan disorientasi.

Teknologi Pendukung
Perangkat rumah pintar bisa meningkatkan kenyamanan dan keamanan lansia, seperti sistem pengingat obat otomatis, alarm kebakaran dan gas, sensor gerak yang menyalakan lampu, hingga tombol darurat yang terhubung ke ponsel keluarga. Interkom antar ruangan atau kamera pengawas juga bisa membantu memantau kondisi lansia tanpa mengganggu privasi. Namun, teknologi harus mudah digunakan, dengan antarmuka yang sederhana dan jelas, karena tidak semua lansia akrab dengan teknologi modern.

Lingkungan yang Tenang
Desain rumah untuk lansia juga harus mempertimbangkan kesehatan mental dan emosional. Lansia membutuhkan ruang yang menenangkan dan memicu rasa aman. Pencahayaan alami, taman kecil, area baca yang tenang, dan ruang untuk aktivitas hobi seperti menjahit, berkebun, atau membaca bisa meningkatkan kualitas hidup. Ruang interaksi sosial seperti ruang keluarga yang nyaman juga penting agar lansia tetap merasa terhubung dengan keluarga dan tidak terisolasi. Kesimpulannya, desain rumah dijual di DKI Jakarta yang ramah lansia bukan sekadar menambahkan fasilitas bantu, tetapi tentang menciptakan lingkungan hidup yang aman, mudah dijangkau, nyaman, dan bermakna. Desain ini harus mengakomodasi keterbatasan fisik tanpa membuat penghuninya merasa terbatas, serta mendukung kehidupan yang mandiri, sehat, dan seimbang. Rumah yang ideal untuk lansia adalah rumah yang memungkinkan mereka menjalani hari-harinya dengan rasa percaya diri, martabat, dan ketenangan.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

- Advertisement -spot_img

Latest Articles