Chew seharusnya sangat malu terhadap Pham, dan dengan ikhlas meminta maaf kepadanya, serta mau memetik pelajaran dan pesan moral yang telah diberikan kepadanya. Juga kepada kita semua. Bahwa kekayaan tidak menjamin seseorang itu juga kaya moralnya, sebaliknya malah bisa mematikan nuraninya jika ia telah diperhamba uang. Hati Chew dan para pegawainya rupanya telah dikeraskan oleh hawa nafsu mendapat uang sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara. Karena dengan matinya nurani saja, seseorang tidak akan tersentuh perasaan, sisi humanisnya, meskipun korbannya adalah orang kurang punya, yang rela bersujud, berlutut dan menyembah-nyembah kepada mereka.
Sebaliknya, orang yang lemah secara ekonomi atau pun miskin, bisa saja malah sangat kaya moralnya, sehingga nuraninya senantiasa hidup mengontrol perbuatannya. Uang dan harta kekayaan memang penting, tetapi baginya bukan segala-galanya. Dia tidak mau mengambil lebih daripada yang seharusnya diterimanya. Keserakahan, ketamakan tak ada pada hati Pham yang mulia.
Latar belakang Pham dan sikapnya yang sedemikian polos dan tulus telah mengundang simpatik para netizen, sebaliknya dengan Jover Chew, yang sedikitpun tidak memperlihatkan rasa bersalah dan penyesalannya. Setelah kasus Pham, pihak berwenang juga menerima belasan laporan serupa dari para korban penipuan Mobile Air itu.
Dari kasus Pham itu, Jover Chew harus menerima hukuman moral yang dijatuhkan oleh para netizen itu; dia di-bully dan dicerca habis-habisan di berbagai media sosial, seperti Twitter dan Facebook.
Berbagai informasi pribadi Chew disebarkan, seperti alamat rumahnya, alamat toko-toko yang dia milikinya, berikut nomor-nomor teleponnya, sampai gambar-gambarnya yang diparodikan dalam pose setengah telanjang sedang menggunakan alat simulator masturbasi.
Misalnya, di Facebook yang diparodikan sebagai Facebook-nya Chew, selain foto-fotonya yang diparodikan, juga tercantum keterangan seperti ini:
“The official Jover Chew Feedback Page. Warranty for that another 1.5k Thanks you!“
“See I got many shop. Need to get suppliers to scam more!”
“Exile Jover chew and his wife out of Singapore, or we can expose his dirty deeds.“
“Do we want such scammers be in Singapore? NO! STOP THEM FROM SCAMMING AND REAPING BENEFITS !“
“Disclaimer: By visiting this page, you agree to understand this is a parody page and that we have no relations with any mentioned names or entities. If you read this until here, you are now required to pay me another 1k for warranty. You’re welcome.“
Tidak tahan, Chew pun menutup sementara toko Mobile Air-nya itu.
Bukan hanya dia, bahkan istrinya pun ikut terkena getahnya. Dia juga ikut diserang di dunia maya.
Menurut informasi yang disebarkan para netizen Singapura itu, selain Mobile Air, Chew juga memiliki jaringan toko J2 Mobile yang dikelola atas nama istrinya. Namun pada akun Facebook-nya, istri Jover menulis pembelaan diri dan menyebut bahwa tokonya, J2 Mobile tidak terlibat dengan bisnis Mobile Air.
Istri Chew itu juga mengaku telah melaporkan para pelaku serangan-serangan kepadanya itu kepada polisi.
Jover Chew boleh saja bebas secara hukum di negaranya, meskipun diduga telah melakukan penipuan dengan modus yang sama terhadap belasan korbannya, tetapi tidak demikian dengan hukuman moral. Itu sudah dijatuhkan dengan sangat keras kepadanya di dunia maya. Sampai istrinya pun harus menanggung dampaknya.
Dunia maya, di mana saja, memang sudah terbukti sering sangat keras kepada mereka yang mempunyai perilaku tak terpuji secara moral, seperti yang terjadi pada Jover Chew ini.
sumber: kompas.com
Be the first to comment