Pemprov Segera Bangun Dua Bandara Lagi

bandar udara internasional

Setelah sukses mengoperasikan Bandara Perintis Harun-Tohir di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, kini Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali akan membangun dua bandara baru di Malang dan Pulau Kangean, Sumenep.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, pembangunan dua bandara baru di Malang dan Pulau Kangean, Sumenep, itu cukup mendesak dan sudah dikonsultasikan dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan. Hasilnya, usulan tersebut mendapat lampu hijau dari Panglima TNI dan Presiden Joko Widodo. “Bandara Abdul Rahman Saleh akan dikembangkan ke wilayah Purboyo dekat Sendang Biru, Malang. Memang jaraknya agak jauh sekitar 60 km dari bandara lama, tapi di sana nanti pesawat besar bisa landing karena lokasinya lebih luas dan dekat dengan jalur lintas selatan (JLS),” ujar Soekarwo seusai rapat koordinasi dengan SKPD kemarin.

Dalam konsultasi ke pemerintah pusat, lanjut Soekarwo, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga setuju dan menyuruh membicarakan dengan KSAL lantaran lokasi untuk pengembangan Bandara Abdul Rahman Saleh statusnya masih milik TNI AL. “Lahan yang tersedia sekitar 47.000 hektare dan terdapat 237 kepala keluarga (KK) yang akan dipindahkan. Dankomar sudah menghubungi saya untuk membicarakan masalah tersebut dengan Pangarmatin dan KSAL,” ungkapnya.

Soekarwo mengakui, pengembangan Bandara Abdul Rahman Saleh dipercepat lantaran usulan pembangunan bandara baru di Blitar tidak kunjung mendapat jawaban pemerintah pusat. Alasannya karena daerah tersebut termasuk zona merah untuk pangkalan militer. “Di Blitar memang ada bekas bandara untuk kepentingan militer yang mau kami aktifkan lagi. Tetapi, tidak mendapat persetujuan pusat karena masuk zona merah untuk kepentingan militer,” kata dia.

Di singgung mengenai peruntukan Bandara Abrul Rahman Saleh yang lama, pascapengembangan, Soekarwo tegas menyatakan bahwa bandara lama akan sepenuhnya diserahkan kembali ke TNI AU untuk kepentingan militer. Sementara untuk bandara perintis di Pulau Kangean, Sumenep, kata Pakde Karwo, pembangunan sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab Pemprov Jatim. Namun, pengadaan lahan akan berbagi dengan Pemkab Sumenep.

“Tahun depan akan dimulai proses pembelian lahan sehingga tahun 2019 sudah bisa dioperasikan,” tutur Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo. DiharapkanBandaraPerintis Kangean nantinya saat dioperasikan bisa sambung dengan Bandara Trunojoyo, Sumenep, dan Bandara Bawean. “Saya yakin jalur penerbangan Surabaya- Bawean-Sumenep dan Kagean serta Cilacap akan jadi menjadi lebih ramai. Sebab, potensi yang dimiliki daerah-daerah tersebut cukup mendukung untuk jalur penerbangankomersial,” tandas Pakde Karwo.

Selain dua bandara baru yang akan dibangun 2017, saat ini Pemprov Jatim juga sudah mulai proses pembebasan lahan untuk pembangunan bandara khusus di Bojonegoro yang nantinya diperuntukkan untuk kepentingan migas. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jatim Fattah Jassin mengatakan, setelah pembangunan tiga bandara baru terealisasi semuanya, Jatim layak mendapat sebutan provinsi bandara karena memiliki bandara terbanyak di Pulau Jawa.

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.