8 Kejadian Aneh pada Kasus Kematian Mirna Salihin

Kejadian Aneh pada Kasus Kematian Mirna Salihin

8 Kejadian aneh pada kasus kematian Mirna Salihin:

  1. Siapapun pembunuhnya, dia adalah orang yang super sadis dan memiliki dendam kuat, 90 miligrams sudah bisa membunuh manusia dengan berat badan 60kg, dan pada kasus ini ditemukan 15 grams dimana itu adalah sama dengan 1500 miligram sianida (lebih dari 15x lipat dosis membunuh)
  2. Jessica Wongso mengatakan dia ada masalah di lambung, namun dia tau bau-bau kopi asem. Menurut saya, semua orang tau kopi itu pahit, tapi kalo pemula yang ga ngerti kopi, jarang ada yang tau kopi itu ada tingkat acid/asam nya. Apalagi orang yang sudah ada masalah lambung, dia benar-benar takut, bahkan kopi-kopi sachetan biasa saja tidak mau diminum
  3. Ini yang paling aneh, dari gaya bicara Jessica, kenapa dia selalu seolah-olah memberatkan ke pihak lain. Dia seolah-olah menyalahkan ke pihak suster yang otopsi dan juga pihak karyawan cafe. Sekarang, kalau memang tidak bersalah, tugas kita adalah menceritakan cerita apa adanya dan bukannya membela diri
  4. Manajer/karyawan kafe sangat sigap, terima kasih kepada mereka. Ketika kejadian, mereka langsung menyimpan minuman kopi korban, supaya ada barang bukti TKP
  5. Beberapa pihak dan Jessica Wongso mungkin saja seperti mengarah pada kesalahan kafe. Logikanya, ga mungkin cafe meletakkan racun, buat apa? Dia tidak kenal, tidak ada keuntungan atau motif emosi karena tidak saling kenal. Kasus gini aja bikin cafe Olivier rugi berapa banyak, tutup berapa minggu. Karyawan juga sebagian kemungkinan ga dibayar atau berkurang, karena umumnya barista selain dibayar dengan gaji, juga diberi upah kerja per jam nya
  6. Background Jessica apa ya? Apakah sering di lingkungan hukum? Karena jika orang awam, dia tidak akan pakai kuasa hukum, karena awam di hukum. Dia akan datang sendiri dan hanya menceritakan apa adanya saat pemeriksaan. Dan satu hal, orang awam pasti akan mikir ngapain dia pake pengacara, kan ga salah. Jadi di sini, bisa dua hal yaitu Jessica emang sudah mengerti atau at least dia sudah akrab dengan lingkungan hukum, atau kedua yaitu Jessica ingin membela diri dari dakwaaan
  7. Celana sobek dibuang, tapi menurut Jessica, pembantunya yang bilang, “non… sudah sobek, apa mau dibuang??” Umumnya, ga ada pembantu yang berani sebut kata “buang”, itu kasar banget kecuali dia pembantu lama, sudah tau kalo misal sifat Jessica dari kecil suka main buang barang
  8. Jika dari beberapa kali ekspresi wawancara, ada beberapa pihak yang mukanya tampak ketakutan, saya merasakan seperti ada pihak yang diancam, seperti Hanny yang cenderung diam saat reka ulang, kemudian sang suami saat ditanya wartawan. Dan mungkin saja juga pada pembantunya, maka itu pihak polisi sedang mengamankan pembantu Jessica di lokasi khusus, polisi bermaksud memberikan rasa aman bagi pembantu, karena jika benar Jessica pelakunya, kondisi pembantu saat ini sangat berbahaya jika tetap di dalam rumah Jessica, oleh karena itu polisi harus memisahkan pembantunya

Polisi saat ini sudah pasti mengetahui siapa pelakunya, hanya dibutuhkan lebih banyak bukti kuat sehingga pada saat proses resmi penetapan tersangka akan lebih kuat memberatkan tersangka, karena jika tidak, proses akan lebih lama lagi, karena tersangka pasti akan membela diri melalui kuasa hukumnya.

Polisi punya banyak cara, termasuk salah satunya melepaskan sehingga menciptakan kondisi tenang, suasana aman bagi pelaku. Namun, sebenarnya polisi tidak melepas, pasukan intel polisi akan diturunkan ke lapangan untuk terus mengikuti gerak gerik tersangka untuk menemukan bukti yang lebih kuat.

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.