Beranda blog Halaman 31

Ahok: DPRD mau Jadi Raja, toh Kita Merasa DPRD Tidak Mewakili Rakyat

Revisi Undang-undang Pilkada, terkait mekanisme pemilihan kepala daerah langsung atau tidak, masih pro dan kontra. PDIP, PKB dan Hanura, sepakat tetap dilakukan secara langsung, sedangkan Demokrat, Gerindra, Golkar, PPP, PAN condong dipilih DPRD.

Menanggapi kontroversi ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai, perbedaan pendapat ini muncul karena banyak orang yang mulai lupa dengan tujuan reformasi. Menurutnya, pemilihan kepala daerah oleh anggota dewan hanya mengembalikan kejayaan DPRD.

Dia kembali mengingatkan, awal mula diterapkannya sistem Pilkada Langsung. Ahok menjelaskan, saat ini banyak kepala daerah yang tidak memikirkan rakyat. Kepala daerah yang dipilih DPRD hanya berkonsentrasi bagaimana caranya agar anggota dewan senang. Agar pertanggungjawabannya dapat diterima dan menjaga posisinya tetap aman.

“Yang namanya bupati, wali kota dan gubernur itu enggak pernah ngurusin rakyat. Dia cuma mikirin ngurusin DPRD. Karena kan yang milih dia balik ke DPRD. Jadinya DPRD jadi raja. Karena itu rakyat memberontak, lagi pula kita enggak merasa diwakilin DPRD kok,” jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/9).

Mantan Bupati Belitung Timur ini tak yakin kepala daerah yang dipilih DPRD bisa bekerja untuk rakyat. Yang ada, kata Ahok, kepala daerah berputar otak agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat menyenangkan anggota dewan.

“Kalau itu dilakukan berarti kepala daerah nanti enggak ngurusin rakyat. Tiap hari pikirannya gimana duit APBD bisa service DPRD main golf, restoran, macam-macam. Rakyat mau ngomel enggak mau pusing. Yang menentukan kepala daerah terpilih lagi atau tidak sekelompok DPRD saja,” ungkap Ahok.

Dia menilai orang mengusulkan Pilkada oleh DPRD adalah orang-orang tidak berjiwa rakyat.

sumber: merdeka

Haji Lulung: Ahok Harus Dibinasakan Kariernya

Anggota DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau yang akrab disapa Haji Lulung mengaku bakal menghalangi pelantikan Basuki “Ahok” Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Alasannya, berbagai pernyataan Basuki tentang DPRD telah menyinggung hati Lulung sebagai anggota legislatif.

“Ahok ini harus dibinasakan, binasakan kariernya jadi wakil gubernur. Kalau dulu saya bilang dia (Ahok) harus diperiksa kesehatan jiwanya, hari ini semuanya terbukti, semua orang bilang dia gila.

Makanya saya bilang, Ahok harus dibinasakan kariernya, dia enggak bakalan dilantik jadi gubernur,” kata Lulung, saat ditemui di gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Untuk diketahui DPRD tidak memiliki wewenang untuk melantik seorang kepala daerah, dalam hal ini gubernur. Menteri Dalam Negeri lah yang berwenang melantik Gubernur melalui SK Mendagri.

Pelantikan itu diselenggarakan dalam sidang paripurna DPRD DKI Jakarta. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DKI itu mengatakan, DPRD bakal melakukan hak interpelasi atau hak meminta keterangan pemerintah dengan memanggil Basuki untuk bertanggung jawab atas pernyataan “keras” nya terkait DPRD.

Meski maksud pernyataan Basuki adalah untuk DPRD seluruh Indonesia, Lulung meyakini DPRD yang dimaksud Basuki adalah DPRD DKI.

“Makanya kami minta Pak Ahok bertanggung jawab dengan hak interpelasi. Kami itu belum bekerja, kok Pak Ahok sudah menghina DPRD,” kata anggota dewan yang pernah terkena kasus “Lamborghini” itu.

Lulung mengatakan, berbagai pernyataan Basuki yang membuatnya tersinggung. Seperti kepala daerah yang hanya dijadikan “sapi perah” oleh DPRD DKI, jika revisi RUU Pilkada disahkan.

Lulung juga menangkal pernyataan jika nantinya Basuki menjadi Gubernur, dia hanya akan dijadikan budak oleh DPRD. “Gubernur dan Wagub ini harus menjalankan etika, norma, menjaga stabilitas politik, sosial budaya, dan hukum,” kata Lulung.

sumber: tribunnews

Tommy Soeharto: Mobil Dinas Jokowi Esemka Saja

0

Pihak Sekretariat Negera sudah menyiapkan mobil dinas para menteri kabinet Jokowi-JK. Ada juga yang mengusulkan, mobil dinas para menteri lebih baik menggunakan mobil Esemka.

Mobil Esemka ini mulai terkenal setelah Jokowi menjadikannya mobil dinas. Tapi itu saat Jokowi menjabat Wali Kota Solo.

Adalah Hutomo Mandala Putra atau yang akrab disapa Tommy Soeharto, putra mendiang Presiden RI ke-2 Soeharto, yang mengusulkan itu. Tommy menyorot soal mobil dinas yang dinilai terlalu mewah bagi para pejabat.

“Kalau mau beri contoh rakyat agar hemat, selayaknya para pembesar negeri menggunakan mobil dinas buatan nasional yg katanya kemarin2 bagus dan irit, terutama para pekerja utk kesejahteraan rakyat,” tulis Tommy melalui akun facebook pribadinya, Selasa (9/9/2014).

Bagi Tommy, ribut-ribut soal mobil apa yang layak digunakan, bisa diatasi. Kata dia, mobil Esemka yang sempat disebut sebagai cikal bakal mobil nasional, harus diseriusi digarap. Sehingga, para pejabat menggunakan Esemka sebagai kendaraan dinasnya.

“Sekali kali berilah contoh yg masuk akal utk rakyat negara ini, Esemka juga bagus utk kebanggaan kalau di garap serius,” kata Tommy.

Hasil lelang pemerintah untuk kendaraan dinas kabinet Jokowi-JK, memenangkan PT Mercedes Benz. Mobil yang digunakan nantinya jenis mercy. Setelah proses negosiasi, maka mobil dinas baru ini dihargai Rp91.944.000.000. Sementara mobil dinas pemerintah saat ini adalah Toyota Crown Royal Saloon.

Membongkar Dana Pemborosan RAPBN 2015 yang Tidak Masuk Akal

0

Pengadaan mobil dinas para menteri dan pejabat negara era presiden terpilih 2014-2019 Joko Widodo menguak fakta anggaran pemerintah nan menyesakkan.
Temuan terbaru Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla (JK) menguak sumber-sumber pemborosan yang “bergelayut” di RAPBN 2015. Pertama, anggaran rapat kementerian dan lembaga. Bayangkan, dalam setahun, anggaran rapat instansi Rp 18,1 triliun.

Kedua, biaya perjalanan dinas kementerian yang “total kopral” mencapai Rp 15,5 triliun. “Dua pos itu menyumbang pemborosan anggaran sampai Rp 33,6 triliun,” ujar Hasto Kristiyanto, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Selasa (9/9/2014).

Yang ketiga adalah dana belanja IT. Meski tahun ini anggaran belanja IT terbilang jumbo, yakni mencapai Rp 14 triliun untuk proyek e-goverment, proyek itu tak tuntas 100 persen. Dana sebesar itu belum mampu menciptakan sistem terkoneksi antar-kementerian. Bahkan, bandwidth yang terpakai hanya 15 persen.

Keempat, pemborosan lain adalah belanja pegawai. Dalam nota keuangan RAPBN 2015, alokasi anggaran pemerintah pusat untuk belanja pegawai mencapai Rp 263,9 triliun. Jika termasuk anggaran pegawai pemerintah daerah dan anggaran pendidikan daerah, jumlahnya superjumbo, Rp 340 triliun.

Anggaran ini untuk kenaikan gaji PNS yang naik 6 persen serta kenaikan uang makan PNS sehari dari Rp 5.000 per hari menjadi Rp 30.000, dan TNI/Polri menjadi Rp 50.000.

Ini belum termasuk dana subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini banyak salah sasaran. Dalam RAPBN 2015, pagu belanja subsidi BBM adalah Rp 291,1 triliun, naik dari APBN-Perubahan 2014 sebesar Rp 246,5 triliun.

Pemborosan lain, kelima, ya soal pengadaan mobil Mercedes-Benz alias Mercy untuk para menteri dan pejabat negara. Dalam dokumen lelang tertanggal 24 Agustus adalah PT Mercedes-Benz Indonesia.

Harga total mobil itu sebesar Rp 91,94 miliar dari pagu anggaran yang disiapkan sebesar Rp 104,4 miliar.

Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menjelaskan, penunjukan Mercedes-Benz dengan dua pertimbangan. Pertama, harga mobil yang ditawarkan lebih murah dibanding harga mobil dinas menteri saat ini. Kedua, Mercy menawarkan harga termurah dari peserta lelang. Itu pun, kata Sudi, sudah termasuk biaya perawatan mobil.

Tak menolak mobil Mercy dari Pemerintah SBY, Hasto mengatakan, kebijakan itu akan ditentukan pasca-pelantikan Jokowi-JK. Yang pasti, pemerintah baru kelak harus berupaya “menyunat” pemborosan anggaran agar ekonomi bisa tancap gas.

sumber: kompas

Ahok: Saya Maunya Jadi Budak Rakyat

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau yang karib disapa Ahok mengaku tidak akan berubah dengan sikapnya menolak pemilhan kepala daerah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Apapun komunikasi dan bujukan yang disarangkan kepadanya, Ahok mengaku tidak akan mengubah sikapnya tersebut.

“Saya tetap akan menolak, meskipun nanti terpilih menjadi gubenur hasil pemilihan DPRD. Karena nanti saya akan menjadi budak DPRD. Saya maunya jadi budak rakyat,” ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (11/9/2014).

Ahok mengatakan salah apabila orang yang mendukung Pilkada tidak langsung beranggapan suara DPRD merepresentasikan suara rakyat. Suara rakyat yang diwakilkan sesuai dengan prinsip keterwakilan pada sila ke empat Pancasila.

” Masalahnya mereka menafsirkan tentang kita ini keterwakilan, sila keempat Pancasila. Kalau anda mengatakan seperti itu saya juga akan mengatakan berarti pemilu presiden juga tidak boleh langsung,” ujar Ahok.

Apabila logika pemikiran yang digunakan tetap berkeras seperti itu, Ahok meminta semua partai politik yang mendukung pemilihan DPRD harus menarik kader partainya yang telah menjadi kepala daerah.

“Harusnya mereka (partai) menyuruh kadernya yang sudah jadi kepala daerah untuk mundur dong, itu baru konsisten,” ujar Ahok.

sumber: tribunnews

Taufik Tantang Ahok Sekalian Pindah Kewarganegaraan

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik menantang Ahok untuk sekalian pindah kewarganegaraan jika konsisten menolak pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD. Apalagi jika keputusan itu disahkan oleh DPR. Taufik malah senang dengan keputusan Ahok hengkang dari Gerindra.

“Bila DPR putuskan pemilihan kepala daerah melalui DPRD, apa sikap dia (Ahok)? Itu kan jadi kebijakan negara. Sebagai warga negara, dia mau keluar enggak dari bangsa ini? Dia pindah warga negara. Mestinya begitu kalo mau ikut konsistensi berpikir,” cetus Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (10/9).

“Dia udah betul ambil sikap keluar itu. Kita tantang cara berpikirnya,” imbuh dia.

Ahok sebelumnya telah menyatakan mundur dari Partai Gerindra karena berbeda sikap terkait mekanisme pemilihan kepala daerah yang menurutnya lebih baik dipilih langsung oleh rakyat dari pada melalui DPRD.

Sebagai bentuk keseriusannya itu, Ahok hari ini akan mengajukan pengunduran diri sebagai kader Partai Gerindra.

“Makanya saya juga akan menyiapkan surat untuk mengajukan berhenti sebagai kader Partai Gerindra. Saya lagi siapkan hari ini surat pengunduran diri untuk keluar,” kata Ahok.

sumber: merdeka

Hidayat Nur Wahid, PKS: Kalau Jantan, Berani Tidak Ahok Mundur dari Wagub

Anggota Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid, menantang Basuki Thahaja Purnama atau akrab disapa Ahok untuk mundur dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Hal ini terkait pernyataan Ahok yang menyatakan akan mundur dari Partai Gerindra karena merasa tak sevisi lagi dengan Gerindra.

“Kalau Ahok jantan, seperti yang ditantang Pak Taufik (Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta) mundur dari Gerindra, berani enggak Ahok mundur dari Wagub,” kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/9/2014). [Baca: Jika Kepala Daerah Dipilih DPRD, Ahok Ancam Keluar dari Gerindra]

Ketua Fraksi PKS di DPR RI ini menilai, Ahok maju sebagai wagub DKI karena diusung Gerindra. Karena itu, jika ia mundur dari partai, mestinya itu diikuti dengan mundur dari jabatan wagub.

“Jangan cari enaknya saja. Emangnya maju perseorangan,” kata dia.

Ahok menyatakan akan mundur dari Partai Gerindra karena tidak sepakat dengan sikap Gerindra yang mendukung pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Menurut dia, jika kepala daerah dipilih DPRD, Indonesia kembali pada zaman Orde Baru.

Menanggapi ancaman itu, Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik balik menantang Ahok untuk segera membuat surat pengunduran diri.

sumber: kompas

Ahok Pilih Concern Beresi Jakarta Daripada Hubungan dengan Partai

Niat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mundur dari Partai Gerindra sudah bulat. Dia mengaku siap memimpin Ibu Kota dalam tiga tahun ke depan tanpa dukungan partai politik.

“Lebih baik saya enggak usah ada hubungan dengan partai politik. Saya sekarang concern aja kejar target beresi Jakarta tiga tahun, selamat tinggal,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota Jakarta, Rabu (10/9/2014).

Pernyataan “selamat tinggal” itu tak hanya ditujukan bagi semua partai politik, tetapi juga pada peluangnya kembali mencalonkan diri sebagai gubernur DKI pada Pilkada DKI 2017. Sebab, jika kepala daerah dipilih oleh DPRD seperti yang tercantum dalam RUU Pilkada, calon kepala daerah yang memiliki hubungan dekat dengan anggota DPRD-lah yang terpilih menjadi kepala daerah.

Jika jadi mundur dari Gerindra, Basuki menegaskan tidak lagi berniat bergabung pada partai politik mana pun. Ia lebih berminat mengajukan diri sebagai calon gubernur independen pada Pilkada DKI 2017.

“Independen sajalah. Nanti kamu bantu saya kumpulin KTP ya. Ha-ha-ha,” kata Basuki tertawa.

Ahok juga mengaku tak khawatir dengan komposisi kursi Partai Gerindra dan partai lain yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih yang lumayan besar di DPRD DKI. Ia meyakini, kinerjanya tidak akan dihambat oleh legislatif. Selama program unggulan DKI itu untuk kepentingan rakyat, DPRD tidak akan menghambatnya.

“Aku yakin DPRD ini memiliki hati nurani. Mereka sama-sama yang terbaik untuk Jakarta. Kalau mereka tidak mau mengesahkan APBD, tidak usah disahkan, saya pakai anggaran tahun lalu saja. Saya bisa bangun Jakarta tanpa APBD yang disahkan paripurna, tapi Anda (anggota dewan) juga nanti tidak gajian semua,” kata Basuki tersenyum.

sumber: kompas

Ahok Mengundurkan Diri dari Gerindra Karena Beda Prinsip

Pernyataan mengejutkan datang dari Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, Rabu, 10 September 2014. Politisi partai Gerindra itu akan mengundurkan diri sebagai politisi Partai Gerindra alias keluar dari gerbong Koalisi Merah Putih.

“Hari ini saya ajukan surat pengunduran diri dari Partai Gerindra. Suratnya sedang disiapkan hari ini juga dikirim ke DPP,” kata Ahok di Balai Kota Jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta, Rabu.

Pernyataan Ahok mengundurkan diri dari Gerindra ini disebabkan perbedaan prinsip perihal mekanisme pemilihan kepala daerah yang dibahas di DPR. Bekas Bupati Belitung Timur itu melihat prinsip dasar politiknya sudah berbeda jauh dengan partai berlambang Garuda tersebut.

Fraksi Gerindra di DPR RI ngotot agar pemilihan kepala daerah dilakukan melalui DPRD. Ahok menilai langkah partai merupakan langkah mundur dalam proses berdemokrasi.

“Kalau dipilih DPRD mana mungkin Jokowi jadi Wali Kota Solo dan Gubernur. Mana mungkin saya bisa jadi Bupati Belitung Timur. Itulah yang jadi permasalahan ini soal prinsip,” ungkapnya.

sumber: metrotvnews

Bahaya Makan Roti Tawar Putih

1

Tahukan Anda jika roti tawar berbahaya bagi kesehatan dan dapat menyebabkan kematian? Mungkin banyak dari Anda yang gemar mengonsumsinya. Memang makanan ini sangat praktis untuk disantap, terlebih di pagi hari.

Namun, tampaknya Anda harus mencari jenis makanan lain yang lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi. Berikut ada beberapa alasan mengapa Anda harus menghindari roti tawar seperti dilansir Boldsky, Rabu (28/8/2013):

  1. Tidak ada nutrisi
    Ternyata, roti tidak mengandung nutrisi apa pun. Makanan ini hanya mengenyangkan perut, namun tidak memberikan asupan protein dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh.
  2. Kadar sodium tinggi
    Roti memiliki kandungan sodium/natrium yang sangat tinggi. Hal itu berkontribusi pada munculnya penyakit jantung. Jika Anda sering mengonsumsi roti tawar, kadar garam dalam tubuh akan meningkat. Sama saja menaruh diri Anda pada sebuah malapetaka.
  3. Membuat gemuk
    Mengonsumsi roti dalam jadwal diet adalah pilihan yang salah. Sebab, di dalam roti mengandung banyak kalori yang dapat meningkatkan berat badan Anda.
  4. Tidak membuat kenyang
    Antara roti tawar dan roti gandum, mana yang akan Anda pilih? Mayoritas dari Anda pasti akan memilih roti tawar karena rasanya lebih enak. Ya, memang benar. Namun, ternyata roti tawar tidak dapat mengenyangkan. Anda harus mengambil beberapa buah roti, barulah Anda merasa kenyang.
  5. Mengandung protein ‘jahat’
    Gandum memiliki kadar protein ‘jahat’ (glutten) yang sangat tinggi. Jenis protein ini dapat menimbulkan penyakit seliaka, suatu penyakit yang menyebabkan perut terasa sakit setelah mengonsumsi makanan.
  6. Tinggi karbohidrat
    Para ahli mengatakan bahwa semua makanan yang terbuat dari roti memiliki jumlah karbohidrat yang sangat tinggi. Jika Anda terus mengonsumsinya, bisa-bisa Anda mengalami overdosis karbohidrat. Hal ini akan menyebabkan Anda mengalami kabut otak yang dapat menurunkan fungsi kognitif.
  7. Meningkatkan kadar gula dalam darah
    Pati dalam roti akan terpecah sangat cepat ketika memasuki saluran pencernaan dan akan memasuki aliran darah menjadi glukosa. Hal ini dapat menyebabkan kadar gula dalam darah dan kadar insulin melonjak dengan cepat.
  8. Mengandung sirup jagung fruktosa
    Sebagian jenis roti pasti mengandung sirup jagung fruktosa dalam jumlah yang tinggi, seperti makanan olahan. Jenis gula ini memberi dampak buruk pada kesehatan Anda.

sumber: liputan6