Sekarang Bisnis Asuransi Menggunakan Sistem MLM

Dengan makin banyaknya perusahaan asuransi di Indonesia, kini mereka berlomba-lomba memikirkan cara untuk meningkatkan omzet serta jumlah nasabah mereka. Berita terakhir yang kami dengar, asuransi kini mulai memasukkan konsep MLM (Multi Level Marketing) ke dalam sistem pemasaran mereka.

Beberapa diantaranya adalah PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG dan PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR) yang memasarkan produk asuransi jiwanya dengan mengadopsi sistem baru. Sistim tersebut menawarkan peluang usaha bisnis asuransi menggunakan sistem MLM bagi setiap nasabahnya.

Pada dasarnya, semua pemasaran produk asuransi yang menggunakan sistim agency (keagenan) member-get-member alias cari-cari anggota, juga menerapkan cara kerja MLM. Produknya ya proteksi, jiwa dan/atau kesehatan. Tidak sedikit juga produk asurasi yang disertai iming-iming tabungan investasi (unit link).

Sebaiknya Anda telah membaca: Asuransi Perlu atau Tidak?

Lalu apa bedanya dengan asuransi lainnya?

Kedua perusahaan asuransi diatas sepertinya mengkhususkan diri pada kalangan nasabah asuransi pemula, ibu-ibu, atapun keluarga muda dengan penghasilan terbatas. Hal ini terlihat dari tawaran premi bulanan yang hanya Rp 300-350 ribu. Nasabah hanya diminta tertib menabung selama 5 tahun saja. Nilai investasi pun berkembang sesuai pertumbuhan pasar reksadana.

Feature-nya produk ini pun masih sederhana yaitu hanya asuransi jiwa dan tabungan investasi. Tetapi bagi mereka yang baru melangkah ke dunia asuransi, produk ini sangat baik. Selain peluang membiakkan uang dalam tabungan, nasabah juga mendapat proteksi asuransi jiwa sebesar Rp 21 juta sampai usia 74 tahun. Artinya, jika nasabah meninggal dalam periode tersebut, meski baru sebulan mendaftar (misalnya), ahli waris akan memperoleh santunan sebesar Rp 21 juta.

Lalu bagaimana dengan kesehatan? Di kelas ini, nasabah sebaiknya berusaha mendapatkan perlindungan kesehatan melalui program BPJS yang juga sangat murah. Akan tetapi jika belum memiliki asuransi kesehatan, maka mengikuti asuransi jiwa+investasi ini sepertinya kurang tepat. Masyarakat sebaiknya mendahulukan asuransi kesehatan sebelum membeli polis asuransi jiwa.

Di sisi lain, bila bertujuan menabung, pahami dengan baik biaya-biaya, potongan premi dan sebagainya yang bisa menghambat laju perkembangan investasi. Menabung untuk tujuan jangka panjang sebaiknya dilakukan melalui produk-produk investasi, bukan asuransi. Apalagi jika asuransinya tidak menjamin kelanjutan tabungan jika tertanggung mengalami cacat tetap atau meninggal.

Peluang Usaha

Sebagaimana asuransi dengan sistim keagenan lainnya, bisnis asuransi menggunakan sistem MLM ini menawarkan peluang bagi nasabahnya untuk memperoleh penghasilan tambahan dengan ikut mencari nasabah. Syaratnya cukup mudah yaitu mencari 3 nasabah. Target selanjutnya cukup ringan yaitu minimal 1 nasabah per bulan.

Sistim bonusnya cukup menarik (saya ambil dari salah satu perusahaan asuransi):

  1. Bonus referensi (14,29% ditahun pertama, 7,14% ditahun kedua, 3,57% ditahun ketiga)
  2. Bonus Elit 10% National Premi Value
  3. Bonus Posisi 40% National Premi Value
  4. Bonus Level 82% National Premi Value

Premi yang cukup kecil membuat bisnis asuransi ini sangat mudah ditawarkan ke berbagai kalangan. Bagi mereka yang ingin mencari penghasilan tambahan, kemudahan ini bisa mejadi peluang usaha dengan sistim kerja yang lebih santai. Hebatnya lagi, selain fiturnya sederhana buku panduan juga sudah dilengkapi dengan ilustrasi tabungan untuk segala usia, mulai usia 1–59 tahun. Dengan demikian agen tidak perlu repot membawa laptop saat menawarkan produk ini kepada nasabah baru.

Loading

1 Comment

1 Trackback / Pingback

  1. Asuransi Perlu atau Tidak?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.