Kedungkandang Sudah Siap Jadi Kota yang Elite

kawasan kedungkandang jadi kota elite

WAJAH BARU KEDUNGKANDANG: Inilah konsep kawasan Jalan Ki Ageng Gribig, Kedungkandang mendatang. Mulai Mei mendatang sudah dibangun jalan kembar yang akan nyambung hingga Bululawang, Kabupaten Malang.

Ki Ageng Gribig Naik Status Jadi Jalan Nasional

Bayangkan jika di kawasan Kedungkandang ada padang golf. Bayangkan pula jika di Kedungkandang dibangun mall, sirkuit gokart, dan ada kawasan perumahan elite.

Semua itu bisa terjadi jika konsep Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Malang menjadikan Kecamatan Kedungkandang sebagai kawasan pusat industri, perdagangan, dan perumahan. Lembaga yang menjadi ‘otak’ kota Malang ini telah membuat program besar untuk membangun kawasan Kedungkandang.

Nah, tahap awal untuk mewujudkan itu, Mei mendatang mulai menggarap jalur kembar di Jalan Ki Ageng Gribig. Jalur itu sepanjang 1,5 kilometer. Dan status Jalan Ki Ageng Gribig yang nyambung hingga ke Jalan Mayjen Sungkono dan Bululawang Kabupaten Malang pun akan berubah menjadi jalan nasional.

Kepala Bappeda Kota Malang Wasto menjelaskan, Pemkot Malang sudah mengusulkan kenaikan status jalan tersebut.

Inilah Wajah Baru Ki Ageng Gribig

  • Jalan Ki Ageng Gribig sepanjang 1,6 kilometer, dilebarkan 7 meter menjadi 22 meter
  • Lebar median jalan 3 meter, sedangkan trotoar sisi kanan dan kiri 5 meter
  • Total Lebar Jalan 30 Meter
  • Di setiap persimpangan jalan besar akan dibangun sculpture 3D sebagai pembatas sirkulasi jalan
  • Prediksi yang akan melintas di eksisting Tol Malang-Pandaan berkisar di angka 3.000 hingga 4.000 kendaraan per jam

Tujuannya agar seluruh pembiayaan pelebaran dan perawatan jalan ditanggung pemerintah pusat. Sementara pemerintah pusat baru menganggarkan Rp 50 miliar untuk melebarkan jalan 1,5 kilometer. “Meski tahun ini dibangun menggunakan dana pusat juga, tapi saat status jalannya naik, maka pemeliharaan dan lain-lain akan masuk dalam anggaran pusat,” urainya.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang ini menambahkan, pelebaran jalan tersebut sudah mendesak. Karena untuk menyambut realisasi jalan Tol Malang-Pandaan. Kebetulan Jalan Ki Ageng Gribig bakal menjadi pintu masuk dan keluarnya jalur tol, sehingga sudah bisa diprediksikan jika arus keluar masuk kendaraan akan sangat tinggi. Bahkan dari kajian tim ahli Bappeda, per jam bisa 4.000 hingga 5.000 kendaraan yang melintas. “Dan masih akan naik seiring meningkatnya aktivitas perekonomian di wilayah timur” tandas Wasto.

Karena itu, jalan dilebarkan hingga total 22 meter (sisi kiri 11 meter dan sisi kanan 11 meter). Saat ini lebar jalan tersebut masih sekitar 15 meter. Pelebaran jalan itu nantinya tak cukup di Jalan Ki Ageng Gribig, namun dilanjutkan hingga ke Bululawang, Kabupaten Malang.

Sudah ada kesepakatan dua daerah ini membuat jalur kembar yang nyambung. “Pemkab Malang sekarang sudah memulai pelebaran jalan di kawasan itu. Kami baru akan melakukan identifikasi lahan tahun ini (2016)” kata Wasto.

Jalan Ki Ageng Gribig ini juga disiapkan sebagai pusat jalur lingkar timur (jalitim). Jalitim ini meliputi Jalan Kebonsari; Jalan Satsuit Tubun; Jalan Gadang-Bumiayu; Jalan Mayjen Sungkono; Jalan Raya Ki Ageng Gribig; Jalan Terusan Ki Ageng Gribig; hingga Jalan Raya Bamban, dan tembus ke pertigaan Karanglo.

“Di peta kawasan strategis Kota Malang, area sekitar Jalan Ki Ageng Gribig rencananya digunakan untuk pemenuhan fasilitas umum rekreasi dan olahraga,” jelas Wasto.

Dari sisi fasilitas, Kedungkandang sudah siap jadi kota yang elite. Sebab, sudah memiliki fasilitas publik yang lengkap. Di antaranya velodrome, block office, GOR Ken Arok, ruang terbuka hijau rollag, balai uji kir, terminal, dan rencananya Islamic Centre. Di kawasan velodrome sudah dijadikan pusat pengembangan wisata kuliner.

Selain itu, juga bakal ada rencana pembangunan taman olahraga (sport centre) di Kedungkandang yang dilengkapi dengan sirkuit gokart, pacuan kuda, golf, kolam pancing, mo-tocross, dan olahraga air. Untuk lapangan golf, dari informasi yang diterima Jawa Pos Radar Malang berada di Bukit Buring. Di kecamatan tersebut juga akan ada pengembangan pasar seni dan Malang Convention Centre serta pengembangan fasilitas rekreasi Taman Wisata Rollag.

Wali Kota Malang Moch. Anton menegaskan bahwa pelebaran jalan tersebut merupakan bentuk komitmen pemkot terhadap masyarakat. Yakni akan lebih fokus dan memprioritaskan pembangunan infrastruktur di wilayah pinggiran kota bagian timur. “Peningkatan status Jalan Ki Ageng Gribig guna mengurai kepadatan dan volume kendaraan di tengah kota,” ujar Anton.

Menurut dia, beberapa tahun terakhir ini memang banyak usulan dari masyarakat agar kawasan timur dan pinggiran Kota Malang juga menjadi perhatian pemkot. Sebab tanpa adanya infrastruktur yang memadai, wilayah itu akan sulit berkembang. Sektor perekonomian pun juga sulit terdongkrak. Semua masih terpusat di tengah kota.

Selain untuk mengungkit pertumbuhan perekonomian dan mengurai kepadatan arus lalu lintas, pembangunan infrastruktur jalan itu juga sebagai antisipasi pengoperasian jalan Tol Mapan. “Kami ingin di tengah kota nanti tidak ada lagi kemacetan dan ekonomi kawasan timur tumbuh pesat setelah akses jalan dan jembatannya sudah selesai,” tandas Anton.

sumber : Radar Malang Edisi 15 Maret 2016 Halaman 25 dan 35

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.